Rabu, 12 Juni 2013

Survey Nyamuk Non Aeded



LAPORAN PRAKTIK PENGENDALIAN VEKTOR

Materi Praktik             : Survei Nyamuk  Dewasa Non Aedes
Mata Kuliah                : Pengendalian Vektor Penyakit
Kompetensi                 : Melakukan Survei Vektor dan Binatang Pengganggu
Waktu                         : Minggu, 7 Oktober 2012
Tempat                        : Lapangan ( Sekitar desa Daplokan, Sleman, Yogyakarta )
                                                                                      
1.    Tujuan
a.       Mampu melakukan identifikasi berbagai jenis tempat perindukan nyamuk non aedes aegypti
b.      Mampu melakukan sampling penangkapan nyamuk dewasa non aedes aegipty di wilayah survey pada berbagai jenis breeding places
c.       Mampu melakukan pendataan ekologi berbagai nyamuk dewasa  non aedes aegipty di lokasi survey
d.      Mampu menyiapkan pengiriman sampel nyamuk dewasa  non aedes aegipty untuk keperluan identifikasi dilabolatorium
e.       Mampu mengidentifikasi jenis nyamuk di laboraturium


2.    Alat dan Bahan
Bahan
a.       Kapas
b.      Kain kassa
c.       Cloroform

Alat
a.       Peaper cup             : 6 buah
b.      Aspirator               : 1 buah
c.       Preparat                 : 1 buah
d.      Mikroskop             : 1 buah
e.       Kertas label           : 6 buah
f.       Senter                    : 1 buah
g.      Timer                     : 1 buah

3.    Prosedur Kerja
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan untuk survey nyamuk dewasa
2.      Mengamati keseluruhan rumah yang menjadi target survey
3.      Pada bagian dalam rumah mengamati dinding, pakaian yang digantung serta tempat-tempat  yang memungkinkan nyamuk dewasa istirahat dengan jangka waktu 20 menit
4.      Setelah 20 menit mensurvey nyamuk didalam rumah, melakukan survey nyamuk yang beristirahat di luar rumah (seperti pada tanaman hias di halaman rumah) selama 20 menit
5.      Kemudian apabila terdapat nyamuk yang istirahat di sedot menggunakan aspirator
6.      Nyamuk yang berada di aspirator di pindahkan ke papercup lalu ditutup dengan kapas lalu diberi label nama pengambil, lokasi pengambil, jam pengambil dan waktu istirahat.
7.      Pada identifikasi, nyamuk yang terdapat di papercup di beri cairan kloroform hingga mati, setelah itu letakkan nyamuk tersebut ke kaca preparat di letakkan ke mikroskop menngunakan perbesaran 4 x
8.      Setelah menggamati nyamuk kemudian di identifikasi untuk mengetahui jenis nyamuk.


4.    Dasar teori
      Nyamuk (Diptera: Culicidae) merupakan vektor beberapa penyakit baik pada hewan maupun manusia. Banyak penyakit pada hewan dan manusia dalam penularannya mutlak memerlukan peran nyamuk sebagai vektor dari agen penyakitnya, seperti filariasis dan malaria. Sebagian pesies nyamuk dari genus Anopheles dan Culex yang bersifat zoofilik berperan dalam penularan penyakit pada binatang dan manusia, tetapi ada juga spesies nyamuk antropofilik yang hanya menularkan penyakit pada manusia.
      Nyamuk memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil, memiliki kaki panjang dan merupakan serangga yang memiliki sepasang sayap sehingga tergolong pada ordo Diptera dan family Culicidae. Nyamuk jantan berukuran lebih kecil daripada nyamuk betina (Lestari,2010). Tubuh nyamuk terdiri atas tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut (Sayono,2008). 
      Nyamuk memiliki sepasang antena berbentuk filiform berbentuk panjang dan langsing serta terdiri atas 15 segmen. Antena dapat digunakan sebagai kunci untuk membedakan kelamin pada nyamuk dewasa. Antena nyamuk jantan lebih lebat daripada nyamuk betina. Bulu lebat pada nyamuk jantan disebut plumose sedangkan pada nyamuk betina yang jumlahnya lebih sedikit disebut pilose (Lestari,2010).
      Istirahat bagi nyamuk mempunyai 2 macam artinya: istirahat yang sebenarnya selama waktu menunggu proses perkembangan telur dan istirahat sementara yaitu pada waktu nyamuk sedang aktif mencari darah. Meskipun pada umumnya nyamuk memilih tempat yang teduh, lembab dan aman untuk beristirahat tetapi apabila diteliti lebih lanjut tiap species ternyata mempunyai perilaku yang berbeda-beda. Ada spesies yang halnya hinggap tempat-tempat dekat dengan tanah (AnAconitus) tetapi ada pula species yang hinggap di tempat-tempat yang cukup tinggi (An.Sundaicus). Pada waktu malam ada nyamuk yang masuk kedalam rumah hanya untuk menghisap darah orang dan kemudian langsung keluar. Ada pula yang baik sebelum maupun sesudah menghisap darah orang akan hinggap pada dinding untuk beristirahat.
      Nyamuk mempunyai kebiasaan menggigit yang berbeda – beda , nyamuk yang aktif pada malam hari menggigit, adalah anopheles dan colex sedangkan nyamuk yang aktif pada siang hari menggigit yaitu Aedes. Khusus untuk anopheles, nyamuk ini bila menggigit mempunyai perilaku bila siap menggigit langsung keluar rumah. Pada umumnya nyamuk yang menghisap darah adalah nyamuk betina. Biasanya setelah nyamuk betina menggigit orang/hewan, nyamuk tersebut akan beristirahat selama 2 -3 hari, misalnya pada bagian dalam rumah sedangkan diluar rumah seperti gua, lubang lembab, tempat yang berwarna gelap dan lain lain merupakan tempat yang disenangi nyamuk untuk berisitirahat.
      Bionomik nyamuk (kebiasaan hidup) sangat penting diketahui dalam kegiatan tindakan pemberantasan misalnya dalam pemberantasan nyamuk dengan insectisida kita tidak mungkin melaksanakannya, bila belum mengetahui kebiasaan hidup dari nyamuk, terutama yang menjadi vektor dari satu penyakit. Pada hakekatnya serangga sebagai mahluk hidup mempunyai bermacam-macam kebiasaan, adapun yang perlu diketahui untuk pemberantasan/pengendalian misalnya :
a. Kebiasaan yang berhubungan dengan perkawinan/mencari makan, dan lamanyan hidup.      
b. Kebiasaan kegiatan diwaktu malam, dan perputaran menggigitnya.
c. Kebiasaan berlindung diluar rumah dan di dalam rumah.
d. Kebiasaan memilih mangsa
e. Kebiasaan yang berhubungan dengan iklim, suhu, kelembaban dll.
f. Kebiasaan di dalam rumah atau di luar rumah yang berhubungan dengan
penggunaan.


5.    Hasil kerja

Waktu : 18.30 – selesai
NO
PEMILIK RUMAH
SPECIES NYAMUK DI TEMUKAN
DALAM RUMAH
LUAR RUMAH
1
Bp. Sumardi
Culex  (betina)
Culex (betina )
2
Bp. Suryo
Culex  (betina)
Culex  (betina)
3
Bp. Darmo
Culex  (betina)
Anopeles (betina)

6.    Pembahasan
Nyamuk anopheles dan nyamuk culex pada umumnya aktif mencari darah pada waktu malarn hari sedangkan Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Nyamuk Anopheles betina mempunyai kemampuan memilih tempat perindukan atau tempat untuk berkembang biak yang sesuai dengan kesenangan dan kebutuhannya Ada species yang senang pada tempat-tempat yang kena sinar matahari langsung (an. Sundaicus), ada pula yang senang pada tempat-tempat teduh (An. Umrosus). Species yang satu berkembang dengan baik di air payau (campuran tawar dan air laut) misalnya (An. Aconitus) sedangkan tempat perindukan nyamuk Culex dapat bertelur di air jernih maupun di air keruh.

·        Ciri-ciri nyamuk Culex
1.     Palpi lebih pendek dari pada probocis.
2.     Bentuk sayap simetris.
3.     Berkembang biak di tempat kotor atau di rawa-rawa.
4.     Penularan penyakit dengan cara membesarkan tubuhnya.
5.     Menyebabkan penyakit filariasis
6.     Warna tubuhnya coklat kehitaman
·        Ciri-ciri nyamuk anopheles
1.     Bentuk tubuh kecil dan pendek
2.     Antara palpi dan proboscis sama panjang
3.     Menyebabkan penyakit malaria
4.     Pada saat hinggap membentu sudut  90º
5.     Warna tubunya coklat kehitam
6.     Bentuk sayap simetris
7.     Berkembang biak di air kotor atau tumpukan sampah

7.    Kesimpulan 
                   Survey yang dilakukan di Sekitar desa Daplokan, Sleman, Yogyakarta pada pukul 18.30  ditemukan spesies nyamuk culex dan anopheles, dimana populasi nyamuk culex mendominasi di bandingkan nyamuk anopheles


sterilisasi alat



STERILISASI ALAT

A.    HARI, TANGGAL    : Kamis, 27 september 2012
B.     TUJUAN                    : Mahasiswa dapat mengetahui cara sterilisasi botol sampel
C.     DASAR TEORI
            Sampel air yang akan di periksa harus diambil secara representative,dengan menggunakan botol sampel. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Kontaminasi merupakan hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel . Penanganan khusus perlu diterapkan untuk beberapa jenis bahan yang akan disampling, terutama yang berisiko tinggi terhadap kemungkinan kontaminasi. Sterilisasi dapat dilakukan dengan dua cara yakni:
1.      Secara fisik :
a.       Pemanasan
Pada pemanasan dengan oven dibutuhkan panas setinggi 150-170 C dengan waktu yang lebih lama dari autoklaf. Sebagai gambaran untuk mematikan spora dibutuhkan waktu dua jam dengan suhu 180 C
b.      Radiasi
Dengan menggunakan sinar gamma, namun cara ini tidak sesuai untuk sterilisasi skala kecil seperti rumah sakit apalagi puskesmas karena sangat mahal.
2.      Secara kimia :
a.       Gluteraldehid
b.      Gas etilin oksida


D.    ALAT DAN BAHAN
1.      Botol sampel
2.      Lampu spiritus
3.      Kertas kayu
4.      Tali
5.      Pipet


E.     CARA KERJA
1.      Siapkan botol dengan pemberat yang akan disterilisasi
2.      Tali kenur di lilitkan pada botol diatur agar rapi
3.      Sebelum ditutup, botol di ganjal dengan kertas payung agar di bagian dalam botol ikut steril lalu ditutup dengan tutup botol
4.      Kemudian botol di bungkus dengan kertas payung dengan rapi kemudian ditali dengan tali dengan tali kenur, lalu dimasukka ke oven pada suhu 110o – 120 0 selama 24 jam
5.      Pipet yang akan digunakan juga di sterilisasi dengan cara menggulung pipet menggunakan kertas payung dengan rap kemudian masukkan ke oven.

F.      HASIL
Botol sampel dan pipet steril

G.    PEMBAHASAN
Dalam sterilisasi botol pemberat dan pipet menggunakan cara pemanasan dengan cara menggunakan oven. Cara ini menggunakan udara yang dipanaskan dan dikeringkan agar dalam pengambilan dan pemeriksa sampel botol pemberat dan pipet dalam keadaan steril.

H.    KESIMPULAN
Sterilisasi alat yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah botol sampel dan pipet

Pengikut

« »
« »
« »
Get this widget